I. I.
Pendahuluan
Perpustakaan
menurut UU Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional
dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga pelayanan
masyarakat yang bertujuan mulia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perpustakaan dituntut untuk selalu berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan
wawasan masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan bacaan-bacaan yang dapat
menunjang tujuan tersebut.
Sesuai pasal 23
Undang-undang No 43 tahun 2007
tentang Perpustakaan, setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan
yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional
Pendidikan. Masing-masing jenjang pendidikan memiliki standar nasional
perpustakaan sendiri-sendiri.
Dalam bimtek kali ini akan dibahas tentang
penyelenggaraan perpustakaan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Salah satu tugas pokok perpustakaan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah adalah
mengorganisasikan bahan perpustakaan seperti yang tercantum dalam Standar
Nasional Perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Perpustakaan.
Sebelum
sampai pada warga sekolah bahan bacaan yang ada perlu dilakukan pendataan dan
pengolahan bahan pustaka terlebih dahulu. Dalam hal ini akan dibahas tentang mengorganisasikan
bahan perpustakaan khususnya katalogisasi. Apa katalogisasi, manfaat dan tujuan
serta bagaimana cara membuatnya akan dibahas lebih lanjut secara detail.
Pedoman
yang digunakan dalam kegiatan katalogisasi adalah Anglo American Cataloging
Rules Revisi (AACR2), Peraturan Katalogisasi Indonesia Deskripsi Bibliografis
(ISBD), dan Daftar Tajuk Subyek.
Katalog
yang dibuat ini merupakan sarana temu kembali informasi (TKI). Katalog
digunakan pada saat warga sekolah dan pustakawan akan mencari koleksi yang
telah dimiliki perpustakaan. Dengan bantuan katalog keberadaan dan kepemilikan
bahan pustaka yang dicari dapat diketahui. Katalog juga mendukung prinsip
pelayanan prima pada perpustakaan karena bahan pustaka yang dicari dapat
ditemukan dengan segera/cepat dan sesuai dengan apa yang dikehendaki/tepat.
II.
Katalogisasi
Katalogisasi
merupakan salah satu kegiatan pokok dalam pengelolaan perpustakaan. Katalogisasi
adalah proses pengolahan data-data bibliografi yang terdapat dalam suatu bahan
pustaka. Bisa disebutkan katalogisasi adalah sebagai kegiatan pencatatan wakil
buku yang dijadikan alat penelusuran. Prinsip yang harus ditaati dalam membuat
katalog adalah bahwa bahan pustaka yang dikatalog adalah apa yang ada di
tangan. Hasil kegiatan katalogisasi disebut dengan katalog.
1.
Pengertian Katalog
Katalog dalam buku Peraturan Katalogisasi
Indonesia diartikan sebagai suatu daftar buku atau bahan pustaka lain yang
disusun menurut suatu rancangan atau tata urutan tertentu. Ia menguraikan dan
mengindeks sumber koleksi tertentu. Katalog merupakan wakil bahan pustaka/koleksi.
2.
Jenis-jenis Katalog
a.
Katalog Pengarang
Katalog
pengarang adalah suatu katalog dimana pengarang sebagai acuan pencarian/ temu
kembali informasi.
Contoh
Katalog Pengarang
310
Hus HUSAINI Usman
P Pengantar Statistika/Husaini Usman.— Cet.4
.--Jakarta:Bumi Aksara,2009.
364 hlm, 23 cm
Bibliografi hlm 337-339
1. Statistika I.
Judul
b.
Katalog Judul
Katalog
judul adalah suatu katalog dimana judul bahan pustaka dijadikan acuan
pencarian/temu kembali informasi.
Contoh
Katalog Judul
Pengantar Statistika…
310
Hus HUSAINI Usman
P Pengantar Statistika/Husaini Usman.—Cet.4
.— Jakarta:Bumi
Aksara,2009.
364 hlm, 23 cm
Bibliografi hlm 337-339
1. Statistika I.
Judul
|
c.
Katalog Subyek
Katalog
subyek adalah suatu katalog dimana subyek bahan pustaka dijadikan acuan
pencarian/temu kembali informasi.
Contoh
Katalog Subyek
Statistika
310
Hus HUSAINI Usman
P Pengantar Statistika/Husaini Usman.—Cet.4 .— Jakarta:Bumi Aksara,2009.
364 hlm, 23 cm
Bibliografi hlm 337-339
|
3.
Fungsi Katalog
•
Sebagai alat/sarana yang disediakan perpustakaan untuk menemukan kembali bahan
pustaka yang sudah diketahui pengarang, judul atau subyeknya . Dengan kata lain
katalog adalah sarana temu kembali informasi.
•
Menunjukkan apa yang dimiliki perpustakaan dari pengarang tertentu, judul
tertentu atau mengenai subyek tertentu atau dalam jenis literatur tertentu.
• Menunjukkan dimana bahan pustaka tersebut
disimpan.(Tuti Sri Sundari, 2006) dan ditambah membantu dalam pemilihan buku
berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya.(dasar-dasar ilmu
perpustakaan dan informasi, 2007)
·
Katalog sebagai wakil buku.
4.
Bentuk-bentuk Fisik Katalog
v Katalog
Kartu
Katalog
bentuk kartu terbuat dari kertas tebal/karton dengan ukuran 3x5 inci atau 7,5
cm. x12,5 cm. Katalog bentuk kartu banyak digunakan dengan pertimbangan awet,
tahan lama, fleksibel (kartu baru mudah untuk dimasukkan dan kartu yang tidak
terpakai mudah untuk dikeluarkan dari jajaran kartu), ringkas (hemat tempat),
akses langsung, dapat diperbanayak dengan mudah dan murah, ekonomis. Kartu
katalog disusun secara alfabetis sesuai urutan nama pengarang, judul maupun
subyeknya.
dan
bisa tersedia lebih dari satu pendekatan.
Contoh
katalog kartu
Statistika
310
Hus HUSAINI Usman
P Pengantar Statistika/Husaini Usman.—Cet.4 .— Jakarta:Bumi Aksara,2009.
364 hlm, 23 cm
Bibliografi hlm 337-339
Katalog
Berkas
v Katalog
Berkas (Sheaf Catalog)
Bentuk
katalog ini dibuat dari kertas manila berwarna putih dengan ukuran 10x20 cm,
kemudian dijilid menjadi satu dengan benang. Satu jilid berisi 50 berkas.
Katalog bentuk ini sudah jarang digunakan karena tidak praktis terutama pada
saat kartu sudah tidak digunakan atau akan disisipi kartu baru.
v Katalog
Cetak/Buku
Katalog
dibuat seperti daftar inventaris. Katalog bentuk inilah yang pertama kali
dibuat di dunia perpustakaan. Bentuk katalog ini pertama kali dibuat dengan kertas.
Bentuk katalog ini berupa tabel daftar judul-judul bahan pustaka. Pada era
komputer saat ini biasanya bentuk katalog seperti ini diketikkan ke dalam microsoft
word atau microsoft excel dengan tabel-tabel.
Contoh
katalog cetak/buku
No
|
Judul
|
Pengarang
|
Kota
terbit
|
Penerbit
|
Tahun
Terbit
|
Kelas
|
Ket
|
1
|
Dasar-dasar
Ilmu Perpustakaan
|
Wiji
Suwarno
|
Yogyakarta
|
Ar
Ruzz Media
|
2007
|
020
|
1
eks
|
2
|
Pintar
Fisika
|
Yohanes
Surya
|
Bandung
|
Ganeca
Exat
|
2004
|
530
|
4
eks
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
v Katalog
Online
Katalog
online adalah katalog yang telah dimasukkan ke dalam database komputer dan
dihubungkan dengan sistem jaringan baik lokal maupun internet. Katalog online
adalah katalog yang dapat diakses kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun. Dewasa
ini perpustakaan-perpustakaan besar telah banyak menggunakan fasilitas katalog
online seperti katalog online milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten
Kulon Progo. Keuntungan katalog bentuk online adalah fleksibel, bisa diakses
dari mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Kelemahannya adalah membutuhkan
sarana prasarana komputer dan ketergantungan dengan ketersediaan listrik sangat
tinggi.
Contoh
katalog online
Pencarian
Katalog Online Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon
Progo

Katalog Induk Nasional

Katalog Produk

5.
Langkah-langkah pra
katalogisasi
Sebelum dilakukan katalogisasi pada bahan
pustaka, terdapat dua langkah yang harus dilakukan yaitu:
a.
Pengelompokan bahan pustaka menurut jenisnya, seperti monograf (buku), terbitan
berseri (majalah, buletin, laporan tahunan, dsb.) brosur/leaflet, dan bahan
bukan buku (non book material seperti: foto, CD, kaset, peta, atlas,
slide, dsb.). Hal ini penting dilakukan, karena setiap jenis bahan pustaka
berbeda cara pengolahannya.
b.
Pengecekan pada katalog kendali (shelflist) atau pada pangkalan data,
untuk memverifikasi keberadaan bahan pustaka dengan judul yang sama (duplikat),
sehingga pustakawan tidak perlu mengolah buku tersebut lebih lanjut, cukup
dengan menambahkan nomor induk barunya saja, dan mencantumkan nomor panggil (call number)
yang sama dengan buku sebelumnya. (Tuti Sri Sundari, 2006).
6.
Langkah-langkah katalogisasi
Dalam
AACR2R dinyatakan bahwa cara mengatalog
suatu karya harus didasarkan atas ide bahwa tiap karya dibuatkan entri utama
dan kemudian dilengkapi dengan entri-entri tambahan. Pada tahap pertama yang
dilakukan dalam pengkatalogan adalah membuat deskripsi bibliografi. Tahap kedua
adalah menentukan titik akses (titik temu) yang berarti menentukan tajuk entri
utama maupun tajuk entri tambahan.
7.
Deskripsi Bahan Pustaka
Deskripsi
sebuah katalog dibagi ke dalam 8 daerah deskripsi bibliografis. Dibawah akan
ditampilkan nama-nama pembagian daerah bibliografis, tanda baca yang menyertai
sebelum deskripsi tersebut ditulis dan sumber informasi yang digunakan.
No
|
Daerah
|
Tanda Baca Sebelum
|
Unsur
|
Sumber Informasi
|
1
|
Daerah judul dan pernyataan tanggung
jawab
|
|
Judul sebenarnya
|
Halaman judul
|
=
|
Judul paralel
|
|||
:
|
Keterangan Judul lain
|
|||
/
|
Pernyataan tanggung jawab pertama
|
|||
;
|
Pernyataan tanggung jawab berikut
|
|||
2
|
Daerah edisi
|
.--
|
Keteranga edisi
|
Halaman judul, halaman permulaan dan
kolofon
|
=
|
Keterangan edisi pararel
|
|||
/
|
Pernyataan tanggung jawab berkaitan
dengan edisi pernyataan pertama
|
|||
;
|
Pernyataan tanggung jawab berkaitan
dengan edisi pernyataan berikutnya
|
|||
3
|
Daerah Data Khusus
|
.--
|
Untuk koleksi bahan pustaka non buku
berupa penjelasan jenis/bentuk bahan pustaka
|
|
4
|
Daerah impresum/terbitan
|
.--
|
Tempat terbit pertama
|
Halaman judul, halaman permulaan dan
kolofon
|
;
|
Tempat terbit berikutnya
|
|||
:
|
Nama penerbit
|
|||
( )
|
Keterangan tentang fungsi penerbit
|
|||
,
|
Tahun terbit
|
|||
5
|
Daerah Deskripsi fisik
|
.--
|
Jumlah satuan bahan pustaka
|
Terbitan itu sendiri
|
:
|
Data fisik lain
|
|||
;
|
Ukuran
|
|||
+
|
Keterangan bahan terlampir
|
|||
6
|
Daerah keterangan seri
|
.--
|
Judul seri sebenarnya(ditulis dalam
kurung)
|
Halaman
judul, halaman verso
|
=
|
Judul pararlel seri
|
|||
:
|
Keterangan judul seri tambahan
|
|||
/
|
Pernyataan tanggung jawab berkaitan
dengan seri pernyataan pertama
|
|||
;
|
Pernyataan tanggung jawab berkaitan
dengan seri pernyataan berikut
|
|||
7
|
Daerah Catatan
|
.--
|
Segala sesuatu yang dianggap penting yang
belum dimasukkan pada daerah sebelumnya seperti judul asli, keterangan
bibliografi, indeks
|
Dari mana saja
|
8
|
Daerah nomor standar
|
.--
|
Nomor standar (ISBN/ISSN)
|
Halaman verso dan dari mana saja
|
=
|
Judul kunci
|
|||
:
|
Syarat-syarat dan harga
|
Daerah
data khusus hanya digunakan untuk bahan pustaka non buku seperti kartografi,
cd, vcd, piringan hitam, micro film, terbitan berseri dan lain-lain.
Dari
8 daerah tersebut masih ditambah 2 bagian lagi dalam katalog yaitu diberi nomor
panggil pada sudut kiri atas dan jejakan. Jejakan adalah catatan
dalam kartu utama dari semua tajuk entri tambahan yang dibuatkan untuk suatu
karya.
Jejakan merupakan petunjuk jumlah kartu yang
harus dibuat. Mencakup pengarang kedua, ketiga, subyek buku dan judul.
Nomor
panggil Menunjukkan lokasi dimana koleksi berada, biasa berisi nomor
klasifikasi, 3 huruf tajuk entri utama dan 1 huruf judul
Cara
penulisan bagian-bagian deskripsi bibliografi yaitu:
ü judul
dan keterangan kepengarangan
Judul
ditulis lengkap dan ditambah keterangan kepengarangan seperti nama pengarang,
editor, penerjemah dan lain-lain.
ü edisi
Edisi
ditulis Ed. ... , cetakan ditulis Cet... Impresum
ü Impresum
ditulis : tempat terbit:penerbit,tahun
terbit.
Apabila
tempat terbit tidak diketahui cukup ditulis s.n (sine nomine=tanpa nama).; jika
penerbit tidak diketahui cukup ditulis s.l.(sine loco=tanpa penerbit) ; dan
jika tahun terbit tidak diketahui cukup ditulis s.a (sine anno=tanpa tahun).
ü kolasi
(jml halaman, ilustrasi, tinggi buku)
Kolasi ditulis ....hlm, ilustrasi, ....cm
ü Catatan
(anotasi)
Catatan
dibuat apabila terdapat judul asli, keterangan bibliografi, indeks, isbn, issn,
dan keterangan lain yang belum tercakup dalam uraian sebelumnya.
ü Jejakan
(tracing)
Jejakan merupakan petunjuk jumlah kartu yang
harus dibuat. Mencakup pengarang kedua, ketiga, dan subyek buku dan judul.
8.
Penentuan Tajuk Entri Utama (TEU)
Dalam
menentukan tajuk ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu sebagai
berikut:
a)
Karya pengarang tunggal, TEU
jatuh pada pengarang tersebut.
Contoh : Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan/Wiji
Suwarno
TEU : Wiji Suwarno
b)
Karya pengarang ganda, dua atau
tiga orang. TEU-nya pada pengarang pertama dan tajuk entri tambahan (TET) pada
pengarang kedua dan pengarang ketiga
Contoh : Metode Penelitian Survai/Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi
TEU : Masri Singarimbun
TET :
Sofian Effendi
c)
Karya Pengarang ganda lebih
dari tiga orang (empat orang atau lebih) TEU-nya jatuh pada judul buku
tersebut.
Contoh: Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan
Informasi/Syihabuddin Qalyubi, Purwono, Tri Septiyantono, Umar Sidik,
Tafrikhuddin, M Solihin Ariyanto, Anis Masruri, Sri Rohyanti Zulaikha, Lasa Hs,
Djazim Rohmadi, Nurdin Laugu.
TEU : Dasar-dasar
Ilmu Perpustakaan dan Informasi
TET : Syihabuddin Qalyubi, Purwono, Tri
Septiyantono, Umar Sidik, Tafrikhuddin, M Solihin Ariyanto, Anis Masruri, Sri
Rohyanti Zulaikha, Lasa Hs, Djazim Rohmadi, Nurdin Laugu.
d)
Karya editor atau penyunting
TEU-nya pada judul buku.Jika nama pengarang atau penyusun disebutkan TEUnya
ditentukan sesuai dengan ketentuan 1,2 dan 3 di atas.
Contoh : Reading in The Middle School/edited by
Gerald G. Duffy
TEU : Reading in The Middle School
TET : Duffy, Gerald D
e)
Karya anonim (tidak disebutkan
nama pengarang) TEUnya jatuh pada judul.
Contoh : Art and crafts in Indonesia
TEU : Art and crafts in Indonesia
f)
Karya kumpulan, TEUnya pada judul (jika ada
judul kolektif)
g)
Karya campuran, suatu karya
yang dikarang oleh beberapa pengarang dengan fungsi yang berbeda-beda seperti
penterjemah, penyadur, dan pewawancara TEUnya tergantung dari peran
masing-masing pengarang adapaun macamnya da 4 yaitu:
1)
Karya terjemahan, TEUnya jatuh
pada pengarang aslinya.
Contoh
Pelajaran Cinta untuk sang Miliuner/Linda Susan Meier; penerjemah Cuning K.
Gunadhi.
TET
: Meier, Linda Susan
2)
Karya saduran, suatu karya yang
disadur dalam gaya sastra yang berbeda TEU jatuh pada penyadur.
Contoh
: The stories of Shakespeare' plays/retold by N. Kates
TEU
: Kates, N
TET
: Shakespeare (sebagai pengarang asli)
3)
Karya asli kerjasama, yaitu
suatu karya yang merupakan hasil kerjasama antara beberapa pengarang dengan
fungsi berbeda dan tidak disebutkan siapa yang lebih berperan, jika tidak lebih
dari 3 orang maka TEU jatuh pada pengarang pertama yang disebutkan dalam
halaman judul.
Contoh
: Guide to Bali/Art direction and production by Hans Hoefer/ text and editing
by Star Black.
TEU
: Hans Hoefer
TET
: Star Balck
4)
Karya hasil wawancara, TEUnya
jatuh pada orang yang diwawancarai.
Karya-karya
Riri Riza/Pewawancara Andi F Noya.
TEU
: Riri Riza
TET
: Andi F. Noya
Setelah
menentukan tajuk entri utama selanjutnya akan kita bahas cara penulisan tajuk
entri utama pada katalog. Peraturan penulisan tajuk seperti berikut:
1. Tajuk nama orang
·
Nama Indonesia, tajuk jatuh
pada nama depan si penulis. Hal ini sesuai dengan keputusan Kepala Perpustakaan
Nasional Indonesia RI nomor 20 tahun 2005 tentang kata utama dan ejaan untuk tajuk
nama pengarang.
Contoh Ajib Rosidi TEU ditulis Ajib, Rosidi
Lasa Hs TEU ditulis Lasa, Hs
·
Nama Barat, tajuknya pada nama
keluarga (surname)
Contoh John F Kennedy TEU ditulis Kennedy, John
F
Lorenzo Da Ponto TEU ditulis
Da ponto, Lorenzo
·
Nama Cina, tajuknya pada nama
keluarga yang umumnya terletak pada kata atau nama depan
Contoh Cia Lung TEU ditulis Cia, Lung
Kwan Ce Lin TEU ditulis Kwan,
Ce Lin
·
Nama yang menggunakan unsur
sisipan berupa nasab (patrony nackname) seperti bin, ibn, nan tajuknya pada
bagian nama sebelum unsur nama sisipan.
Contoh
Ali bin Abi Tholib TEU ditulis Ali
bin Abi Tholib
Pamuntjak nan Sati TEU ditulis
Pamuntjak nan Sati
Catatan:

Contoh
Sulistyo-Basuki TEU ditulis Sulistyo-Basuki


2. Tajuk badan korporasi
Bahan
pustaka yang pertanggungjawabannya berupa badan korporasi, tajuk entri utamanya
ditentukan sebagai berikut:
a)
Badan Pemerintah tajuknya pada
negara.
Contoh
: Departemen Pendidikan Nasional
Tajuk
: Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional
b)
Badan bawahan yang tidak
dikenal tajuknya jatuh pada badan di atasnya.
Contoh
: Komisi Perpustakaan, UI
Tajuk
: Universitas Indonesia, Komisi Perpustakaan
c)
Badan bawahan non departemen
tajuk utmaanya pada badan yang bersangkutan.
Contoh
LIPI tajuknya :Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
d)
Pertemuan, konferensi, rapat,
seminar tajuknya jatuh pada nama seminar, konferensi, rapat tersebut.
Contoh:
Focus Group Discussion Arsip Gempa Yogyakarta
Tajuknya
: Focus Group Discussion Arsip Gempa Yogyakarta
III Penutup
Dari
berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
Ø
Perpustakaan sangat
berkepentingan untuk melakukan kegiatan katalogisasi. Katalogisasi penting bagi
pengguna perpustakaan maupun pustakawan sebagai sarana temu kembali informasi
yang ada di perpustakaan secara cepat dan tepat.
Ø
Katalog dapat dijadikan pedoman
dalam pengolahan koleksi selanjutnya agar dapat konsisten dan dapat mengetahui
koleksi yang telah dimiliki perpustakaan.
Ø
Pembuatan kartu katalog harus
memenuhi aturan-aturan katalogisasi yang ada di Indonesia dan dunia.
Ø
Bentuk katalog dapat
bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki
perpustakaan
Daftar Pustaka
Eka
Wardhani S.Katalog sebagai Sarana Temu Kembali Informasi Perpustakaan. Makalah
dalam Diklat Perpustakaan Desa 6-8 Mei 2013.Yogyakarta:Kantor Perpustakaan dan
Arsip Kabupaten Kulon Progo,2013
Indonesia,
Perpustakaan Nasional RI.Peraturan Katalogisasi Indonesia Deskripsi
Bibliografis (ISBD), Penentuan Tajuk untuk Entri, Judul Seragam edisi keempat.Jakarta:Perpusnas
RI,2006
Standar
Nasional Indonesia Perpustakaan Sekolah Dasar/MI : 2013
Jakarta:Perpusnas,2013
Syihabuddin
Qalyubi. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi.Yogyakarta:Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga ,2007
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 43 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI , 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar